Ringkasan Materi Mata Kuliah Etika Kristen

NAMA           :    OKTA PRAYOGA PUTRA GARANG
NIM               :    16 716 500 19
PRODI           :    ILMU KOMUNIKASI


“RINGKASAN MATERI ETIKA KRISTEN”

KONSEP DIRI
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri, misalnya “saya kuat dalam matematika”.
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap & persefsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri. Jika seseorang mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stres atau konflik.
Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri. Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Lebih menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.
Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan pengalaman di keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi individu / lingkungan dan dapat beraktualissasi, sehingga individu menyadari potensi dirinya. Respons individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladaptive.

ETIKA KRISTEN
Etika berasal dari basasa Yunani “ETHOS” dan “ETHIKOS” yang berarti: kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati dengan mana orang melakukan suatu perbuatan.
Latin “MOS” atau moralitas. Olh Karena itu kata etika sering diungkpkan dengan kata moral, yang berarti :niai-nilai atau aturan khusus/ larangan, kewajian seta hal-hal yang layak dilakukan.
ETIKA: menyangkut pemikiran yag sisematis tntang: kelakuan, motivsi, atau suatu ajaran yang baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan manusia dalam masyarakat.

Etika Kristen mempertimbangan relasi dan pengertian akan Allah dalam perilaku manusia dan menunjukkan respon kepada Allah melalui Kristus sebagai syarat mutlak.”
Karena Etika Kristen merupakan doktrin, maka:
1. Etika theonom (theos=Tuan; Nomos=Hukum): berpusat pada Allah
2. Etika Theoentris : Bersifat ilahi
3. Etika Chritonom: dilandasi oleh pengajaran Yesus Kristus.
4. Etika Damai Sejahtera (shalom=Ibrani; Eirene=yuani).
Efesus 2:17, menyatakan Krstus sebagai sumber etika dan juga berkuasa merubah perilku manusia agar hidup sesui dengan norma-norma yang patut

Etika Kristen adalah suatu hal yang mutlak, yang tertlis dalam hukum Allah yang tidk dapat dilanggar (Yoh 10:35), dn yang ada dalam Yesus Kristus yang tidak pernah berubah (Ibrani 13:8). Jadi, Etika Kristen adalah sesuatu yang baik dalam manusia dan Allah sebagai pencipta.                             

DASAR-DASAR ETIKA KRISTEN
KASIH yaitu kasih kepada Tuhan, kasih kepada diri sendiri, dan kasih kepada sesama manusia.
Tuhan Yesus: Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tik ada hokum yang rutama dari kedua huku ini.
      A.    Kasih Kepada Tuhan
The highest good Etika Kristen ialah  Union With God.
Terjadi melalui: Kelahiran Baru
Hakekt menjadi: Manusia Baru
B.    Kasih Kepada Diri Sendiri
Menghargai Diri sendiri: oleh persekutuan yang baik dengan Allah.
Menerima Diri sendiri dan kepuasan akan diri sendiri: oleh anugerah Allah yang berlimpah.
Pandangan berubah “Hidup untk kerja” menjadi “Kerja untk hidup”
C.    Kasih Kepada Sesama Manusia
Reaksi dari 2 gmbaran di atas adalah “kasih kepada sesma manusia” Hukum Tuan ini dilaksanakan tanpa pamrih karna bertumpu pada keriduan yang berkenan kepada Tuhan dengan melakukan perintahNya, menikmati berkat Tuhan dengan bersama-sama.
Itilah yang dipakai: “Diberkati untuk memberkati.”
Isah Para Rasul 4:32-37, Membentangkan 4 prinsip yang mendasari praktek hiup ereka:
I. Dasar kehidupn berama: Percaya(beriman) kepada Tuh
II. Adanya konsep pemeratan yang teradang disertai  pengorbanan
III. Sasaran utama yang dilakukan adalah mempermulakan Allah dan berkenan kepada sesame manusia.

SUMBER ETIKA KRISTEN
Satu sumber utama etika adalah Alkitab yang menghasilkan etika Kristen. Etika Kristen berdasarkan kehendak-kehendak Allah seperti yang diwahyukan kepada manusia melalui Alkitab. Karena Allah adalah Sang Pencipta dan yang maha-kuasa, mahatahu dan kekal, etika Kristen bersifat mutlak, yaitu selalu benar, tidak bergantung kepada waktu, tempat dan lingkungan. Etika Kristen juga bersifat mengikat bagi umat-Nya, yaitu menuntut umat mematuhinya.
Berbeda dari sistem-sistem etika lain, etika Kristen berpusat kepada tugas (‘duty centered’) atau aturan tidak kepada hasil dari tindakan. Dalam sistem ini aturan-aturan adalah utama. Aturan-aturan etika yang akan mene-tapkan hasil, bukan sebaliknya. Aturan-aturan menjadi dasar seseorang bertindak. Dan aturan-aturan dipandang baik tidak bergantung kepada hasil dari menjalankannya. Dan bahkan suatu hasil harus dinilai berda-sarkan aturan-aturan yang ada. Seseorang boleh kaya, namun jika itu didapat dari korupsi, dia adalah orang yang beretika buruk. Dia lebih buruk dibandingkan dengan orang miskin yang mendapatkan penghasilannya dari usaha-usaha yang jujur.
Di dalam sistem etika Kristen ada prinsip adanya hukum moral yang lebih tinggi karena adanya suatu kebaikan atau prinsip yang lebih tinggi daripada yang lain. Misalnya, manusia dituntut untuk mengasihi Allah lebih dari manusia (Lihat Matius 22: 36 – 38) bahkan dirinya sendiri. Lukas 14: 26 bahkan mengatakan “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Sudah barang tentu kita harus hati-hati dalam menerapkan prinsip ini, tidak dengan semena-mena tapi dengan hati-hati dan dengan hati yang tulus. 
Manusia harus mengasihi sesama manusia lebih daripada materi (lihat Matius 22: 39), termasuk harta, posisi, prestasi, nama, waktu, dsb. Manusia bagi Alkitab adalah utama sedangkan materi ada-lah sekunder. Alam se-mesta dengan segala isinya dicipta Tuhan untuk dieksplor oleh manusia dan diguna-kan untuk kesejahtera-annya (Kejadian 1: 28). Untuk menebus manu-sia dari akibat dosa Allah rela mengirimkan Anak-Nya yang tung-gal, Yesus Kristus, datang ke dunia, men-derita bahkan mati di kayu salib yang hina. Karena Allah begitu mengutamakan manusia, orang percaya pun harus mengutamakan sesama manusia.

REALITA HIDUP MANUSIA
Realitas hidup manusia memiliki konsep makna tujuan, dan apabila seseorang berpandangan objektif, dan konsep pandang yang tersebut secara langsung akan mempengaruhi gaya, perilaku, dan kehidupan orang tersebut. Sebab keyakinan itulah yang akan menjadi standar etis dalam menjalani dan merencanakan hidupnya. Dan kalau kita sadari sebenarnya konsep realitas hidup ternyata diwarnai dengan berbagai pemahaman atau makna yang berbeda-beda, sehingga mempengaruhi hidupnya.
A. Realita Hidup sebagai Ciptaan
Realita dasar etik kristen adalah manusia mengakui Tuhan Allah sebagai penciptanya. Pernyataan ini membuktikan bahwa keberadaan manusia tidak dapat bereksistensi secara independen, justru karena diciptakan oleh Allah. Manusia harus memahami ini, tanpa memahami hal ini manusia tidak akan pernah dapat memahami apa arti dan tujuan hidupnya sebagai manusia. Dan manusia juga harus mengerti siapa Allah sebagai penciptanya. Manusia harus berelai kepada Allah. Jadi, tanpa semuai ini manusia tidak ada apa-apanya.
B. Realita Hidup sebagai Pribadi yang Bebas
Manusia adalah ciptaan Tuhan Allah yang paling sempurna sehingga manusia dapat dikatakan sebagai pribadi yang bebas yang artinya manusia berarti bebas membuat rencana ataupun keputusan sebuah tujuan untuk hidupnya. Semua ini Tuhan beri agar manusia dapat menikmati kehidupan anugrah yang Tuhan beri, dan agar dalam kehidupannya manusia dapat memuliakan Tuhan, tetapi kebebasan yang Tuhan beri pasti ada batasnya, tidak sebebas-bebasnya. Realita hidup manusia sebagai pribadi yang bebas namun terbatas mengandaikan manusia itu harus takluk dan bertanggung jawab untuk menjalani hidupnya., dengan kata lain tindakan dan keputusannya berasal dari dirinya dan secara moral dia harus mempertanggungjawabkan kelak kepada Allah.
Realita hidup manusia yang sesungguhnya adalah kematian. Kematian sebagai realita hidup yang tidak dapat dihindari oleh siapapun du dunia ini. Meskipun manusia dengan bebas dan berani menentikan pilihan hidupnya. Namun pada akhirnya semua akan berakhir dengan kematian. Kematian datang sesuai waktu yang Tuhan telah tentukan, tanpa memandang bulu, usia , pangkat, jabatan, dll. Tidak ada seorangpun yang dapat menentang. Manusia memiliki cara kematian yang berbeda diantara semua mahluk ciptaan Tuhan, sebab setelah mati, manusia akan memasuki dunia rohani yang bersifat kekal. Keadaan manusia dalam kekekalan ditentukan oleh pilihan semasa hidup.

NILAI-NILAI KRISTIANI
Nilai-nilai kristiani yang akan diuraikan di bawah ini   sebagaimana tertulis dalam  Galatia 5:22-23
1. Kasih
Inti dari seluruh iman Kristen adalah kasih. Kasih kepada Tuhan maupun kasih kepada sesama (Matius 22:37-40).  Dengan mewujudkan kasih, itu berarti kita  juga peduli dengan sesama manusia  bahkan dengan seluruh isi dunia. Itu sebabnya rasul Paulus menegaskan bahwa inti dari segala sesuatu adalah kasih . tanpa kasih sia-sialah segala sesuatu yang kita lakukan, tanpa kasih sia-sialah apapun yang kita miliki (baca: 1 Korintus 13:1-13).
2. Sukacita
Tuhan Yesus menginginkan agar setiap umatnya bersukahati. Itu sebabnya 1 Tesalonika 5:16 mengatakan “bersukacitalah senantiasa”. Sukacita umat Kristen bukan karena ia mempunyai deposit yang berlimpah atau karena ia mempunyai jabatan yang tinggi Sukacita Kristen didasarkan pada janji Tuhan yang akan selalu menyertai dan melindungi umat Nya yang percaya dan setia kepadaNya (Mat 28:20) Karena itu Firman Tuhan berkata : bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! (fil 4:4)
3. Damai Sejahtera
Tuhan Yesus Kristus telah mengadakan damai sejahtera bagi kita, karena dengan kematianNya Ia telah melenyapkan perseteruan manusia dengan Allah. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengatkan “berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9)
Tuhan Yesus menginginkan  supaya  umatNya tetap hidup damai dengan semua orang karena itu setiap umatNya wajib menjauhi segala bentuk perselisihan, pertengkaran yang dapat memicu perkelahian dan permusuhan.
4. Kesabaran
Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas
Kesabaran adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh orang Kristen. Rasul Paulus berulang kali mengimbau umat Kristen untuk saling bersabar satu sama lain. Bahkan, kesabaran sebenarnya adalah sebuah tes keorisinilan umat Kristen. Karakter Kristen yang sejati, tanda utama kelahiran baru, terlihat dalam kesabaran yang sejati. Sabar adalah satu bukti yang menunjukkan bahwa seseorang benar-benar pengikut Yesus orang yang. Sabar  membuat ia tetap bersyukur walau hidup serba sederhana. Sabar  membuat ia tidak bersungut-sungut apalagi pesimis dan putus asa. Karena ia percaya akan pengasihan dan pertolongan Tuhan Yesus (mat 11:28)
5. Kemurahan dan Kebaikan

Kemurahan dan kebaikan adalah dua kata yang hampir sama artinya, bahkan dalam bahasa aslinya kemurahan sering juga diartikan kebaikan. Kemurahan dan kabaikan suatu sikap hidup seseorang yang dengan rela hati memberikan pertolongan kepada orang lain tanpa mengharapakan imbalan apapun. Tuhan Yesus memberikan perintah kepada  kita supaya meneladani kemurahan dan kebaikanNya dengan kita selalu berbaik hati kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan kita. Tuhan Yesus Berfirman : demikian lah kehendaknya terangmu bercahaya didepan orang supaya mahluk hidup melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (mat 5:16)

6. Kesetiaan
Kesetiaan seseorang akan kelihatan di dalam proses menyelesaikan upayanya, dari awal sampai akhir. Tuhan Yesus adalah tokoh yang ideal ketika kita ingin menwujudnyatakan kesetian dalam hidup keseharian kita, karena Ia pun telah menyelesaikan tugas-tugasnya bahkan sampai rela mati dikayu salib. Oleh karena itu pula setiap umatNya dituntut supaya setia kepada Tuhan, setiap apa yang dilakukan apa yang diperintahkan Nya, setia terhadap iman kepercayaannya, walau menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang setia dalam perkara yang kecil akan Tuhan percayakan perkara-perkara yang besar (Matius 25:14-30). Oleh sebab itu marilah kita memiliki gaya hidup setia.
7. Kelemah Lembutan
Salah satu ucapan bahagia yang diucapkan oleh Tuhan Yesus adalah “berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi." Matius 5:5.  Ditengah-tengah kehidupan manusia yang penuh dengan kekejaman, kesadisan, kekasaran, kekerasan, penyiksaan, ketersinggungan dan penuh emosional, maka nilai kelemah lembutan pun sudah mulai pudar, padahal nilai ini sangat penting dalam kehidupan manusia. \
8. Penguasaan Diri
Sementara nilai penguasaan diri adalah suatu sikap dimana seseorang mampu mengontorl dirinya secara baik dan benar. Memang kita sadar bahwa manusia memiliki yang namanya keinginan-keinginan. Namun, pada kenyataannya tidak semua keinginan itu dapat membahagiakan sesamanya bahkan dirinya sendiri. Seringkali keinginan manusia dikuasai  oleh nafsu dan emosi yang tidak terkontrol, akibatnya manusia menjadi korban dari keinginannya sendiri. Tuhan Yesus yang lemah lembut dan penuh penguasaan diri hendaknya kita teladani dan kita jadikan pedoman hidup kita dalam meng hadapi segala bentuk tantangan yang kita hadapi

PANGGILAN HIDUP MANUSIA SESUAI DENGAN RENCANA ALLAH
Manusia menjalani kehidupannya cenderung tidak lagi mendasarkan pada norma-norma kebenaran etis dan moral. Nilai-nilai kebenaran telah direduksi. Dampak reduksi ini membuat orang merasa prihatin karena telah mempengaruhi sendi kehidupan pada diri manusia itu sendiri. Ada dua hal yang patut dipahami untuk menjalani panggilan atau (vocation) Tuhan bagi setiap orang selama didalam dunia.
1.      Konteks hidup masing-masing ( For everthing there is a season) Ibarat rangkaian pertumbuhan manusia ada tugasnya masing-masing misalnya usia dini, dia mempunyai tugas untuk berjalan, usia remaja, usia pemuda, usia umur pertengahan, masing-masing ada tugas yang perlu diselesaikan.
2.      Misi dan Visi kehidupan. Ini merupakan “Jiwa” perjuangan setiap manusia dibumi ini. Keduanya berpadu daladalam kehidupan manusia.
Bagi manusia yang terpenting dalam mengelola kemampuannya – akal budi, pengertian, kebijaksaaan,dan pertimbangan yang ada pada dirinya dalam menjalankannya haruslah rendah hati. Dengan demikian rencana tuhan yang khusus bagi setiap manusia disebut sebagai panggilan hidup. Ada 3 Hal mengerti Panggilan ALLAH yaitu :
1.      Kebenaran sejati bersumber dari ALLAH sendiri
Manusia bukanlah sumber kebenaran karena manusia sendiri masih mencari kebenaran, dan manusia sendiri sadar bahwa tingkat pengetahuan kebenaranya tidaklah absolut .
2.      Allah mewahyukan kebenaran didalam Alkitab.
ALLAH menyatakan kebenarannya kepada manusia melaui firmannya, yaitu Alkitab.
3.      Alkitab merupakan satu kebenaran yang utuh dari ALLAH yang satu.
Karena ALLAH yang sama mewahyukan seluruh bagian alkitab, maka seluruh bagian alkitab tidak bertentangan satu sama lain.
Cara mengetahui panggilan Tuhan atas diri kita :
1.      “Berusahalah sungguh-sungguh” (2Petrus 1:10a) untuk mengetahui panggilan Tuhan.
2.      “Jikalau kamu melakukannya (taat), kamu tidak akan pernah tersandung” (2Petrus 1:10b)
3.      Mintalah (berdoa) supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apa yang terkandung dalam panggilan-Nya (Efesus 1:17-18)
4.      Semakin kita mengasihi Tuhan, semakin kita meyakini panggilan Tuhan. Menurut Roma 8:8, “mereka yang mengasihi Dia” “identik dengan” mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Maka ketaatan terhadap perintah Tuhan dan dorongan kasih kepada-Nya itulah yang mendasari pelayanan kita.

REFLEKSI PENGENALAN DIRI
Bercermin pada diri sendiri, dan mau menagkui kelemahan diri adalah salah satu bentuk refleksi pengenalan diri. “Siapakah Aku?” Sebuah pertanyaan sederhana yang belum tentu dapat dijawab dengan tepat. Jika ditanyakan pada seseorang, mungkin jawabannya adalah: “Aku adalah Okta”, “Aku adalah manusia”, “Aku adalah anak orangtuaku” dan sebagainya. Berabad-abad manusia dengan pengetahuannya berusaha untuk mengenali dirinya dan darimana asalnya. Socrates berkata “Kenalilah dirimu sendiri”. Tanpa pengenalan diri, manusia akan menganggap dirinya tidak berarti.
Beberapa ahli mencoba menelusuri lebih jauh tentang “siapa aku”. Aristoteles dengan teori abiogenesis mengatakan bahwa segala makhluk hidup berasal dari benda mati. Louis Pasteur dengan teori biogenesis menentangnya dan mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Charles Darwin dengan teori evolusi mengatakan bahwa makhluk hidup berevolusi dari bentuk sederhana menjadi kompleks. Contohnya manusia berevolusi dari kera besar, kera besar dari kera kecil dan seterusnya hingga akhirnya berujung pada makhluk bersel satu. Namun Darwin tidak dapat menjawab mengapa makhluk hidup itu hidup dan darimana kehidupan berasal. Karl Marx mengatakan bahwa manusia adalah binatang yang lebih cerdas.
Manusia juga berusaha mencari jawab tentang siapa dirinya dari segi rohani atau agama. Agama-agama suku seperti bangsa Mesir, Yunani, bangsa-bangsa sekitar Israel, Jepang, Batak dan bangsa-bangsa lain mengatakan bahwa manusia berasal dari hasil perkawinan dewa-dewi. Dalam diri manusia ‘mengalir darah’ dewa-dewi sehingga manusia adalah keturunan dewa-dewi (baca: tuhan). Dalam keyakinan ini, para raja atau kaisar biasanya disembah karena diyakini sebagai keturunan langsung dari dewa. Penolakan menyembah para raja sebagai dewa akan berujung pada hukuman mati. Contohnya dalam Alkitab dapat kita baca di kitab Daniel dan Wahyu.
Siapakah Aku Menurut Alkitab
 - Berbeda dari teori pengetahuan dan keyakinan agama-agama suku di atas, Alkitab menjawab bahwa manusia adalah hasil ciptaan atau kreasi dari Tuhan Allah (Kejadian 1-2). Sama seperti ciptaan lainnya, sedikitpun manusia tidak mengandung unsur keilahian. Manusia dan ciptaan lain bukanlah dewa atau tuhan, melainkan berasal dari Allah, diberi kuasa atas ciptaan lainnya dan dijadikan makhluk yang paling mulia (Mazmur 8). Dalam diri Tuhan Yesus Kristus, manusia yang percaya pada-Nya semakin dipermuliakan. Mereka yang percaya tidak lagi hanya sebagai ciptaan belaka. Allah yang ‘jauh’ dari manusia semakin dekat dalam diri Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Manusia yang menerima Tuhan Yesus diangkat menjadi anak-Nya (I Yohanes 3).
Tuhan dipanggil dan disebut Bapa sebagai tanda betapa dekat dan akrabnya orang percaya dengan Tuhan Allahnya. Meskipun orang-orang percaya disebut dan dijadikan sebagai anak-anak Allah tetapi manusia tetap sebagai manusia, bukan sebagai keturunan Tuhan dan tidak memiliki keilahian dalam dirinya.
Dengan menjadi anak Allah, orang percaya tidak lagi berasal dari dunia tetapi berasal dari Kerajaan Allah, dimana Kristus berkuasa sebagai Raja. Selain sebagai anak Allah, orang percaya juga disebut anak Raja, yang menjadi pewaris kerajaan Allah. Sebagai anak Raja, orang percaya diutus ke dunia untuk membawa pulang mereka yang lupa akan asal-usulnya, mereka yang memberontak pada Raja.
Cara Merefleksi Diri
Salah satu hal penting untuk menata kehidupan menjadi lebih baik adalah pengenalan terhadap diri sendiri. Dengan mengenal diri secara baik, seseorang mampu menempatkan dirinya dalam relasi dan situasi secara tepat.
Bapa Gereja Augustinus mengatakan bahwa hanya ada dua hal utama yang ingin diketahuinya, yaitu Tuhan saya dan jiwa saya. Keduanya paling penting untuk diketahui sebab pengenalan terhadap keduanya menjadi simpul pengenalan, pemahaman, serta pengetahuan kita terhadap hal lainnya. Pengenalan semacam itu menjadikan seseorang tidak hanya mengenal diri (personal) dan sesama (komunal), tetapi juga mengenal Tuhan (spiritual) dan alam secara utuh. Untuk sampai pada pemahaman semacam itu, maka refleksi diri atau perenungan diri menjadi sarana yang sangat menolong.

MANAJEMEN DIRI
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya.
Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan juga keinginan kita. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri.Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanajementkan dirinya sendiri. Karena setelah dapat memanejementkan diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin
Bagaimana membangun management di dalam diri
Management diri dapat kita olah sedemikian rupa agar management yang kita lakukan setiap hari dan setiap waktu menjadi berguna untuk diri kita dan orang lain, maka dari itu disiplin adalah salah satu kunci sukses dalam membangun management di dalam diri kita,Manajemen diri merupakan suatu cara untuk menolong manusia membangun kepribadiannya secara utuh (berintegritas) sehingga setiap manusia dapat mencapai potensi yang maksimal dalam dirinya.

CINTA, PACARAN, SEKS DAN PERNIKAHAN.
Apakah Cinta Itu?
Kamus mendefinisikan cinta sebagai “rasa suka, rasa tertarik atau perasaan sangat sayang”. Cinta adalah suatu proses; cinta tidak terjadi begitu saja. Cinta juga bukan proses dari mata langsung turun ke hati; bukan juga terjadi pada pandangan pertama.
Proses cinta melibatkan panca indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan yang diproses dalam pikiran dan perasaan mulai dari ketertarikan, rasa suka atau senang, ingin memiliki, dan jatuh cinta (fall in love). Sampai pada titik fall love ini, proses cinta sejati dan cinta palsu berbeda arah. Cinta palsu menginginkan pacaran terikat, berduaan, bercumbuan, dan berorientasi pada seks, bersenang-senang yang berakibatpada kutuk Sedangkan cinta sejati menjalin pertemanan khusus (pacaran), komitmen menjaga kekudusan, hubungan lebih jauh melalui bertunangan dan mengikat diri dalam pernikahan yang berkenan dihadapan Tuhan, cinra itu:
1. Cinta lebih dari sekedar perasaan suka.
2. Cinta bukanlah romantistik.
3. Cinta bukanlah rasa “tergila-gila”.
4. Cinta bukan Seks.
5. Cinta berbeda dari Nafsu.
Apa Kata Alkitab Tentang Pacaran? (Berpacaran (Efesus 5:2-3, 8)
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan bahwa pacaran adalah sebuah hubungan yang dijalin oleh seorang perempuan dengan laki-laki, di dalamnya ada rasa kasih dan sayang satu sama lain. Sedangkan, "berpacaran" memiliki arti berkasih-kasihan, bercinta, atau bersuka-sukaan.  Sepanjang Alkitab, mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, tidak pernah ditemukan tentang arti kata "pacaran", walaupun beberapa orang menyebut bahwa pacaran adalah sebuah proses sebelum menuju atau memasuki jenjang pernikahan. Faktanya, Alkitab tidak pernah menuliskan tentang kata "pacaran". Namun, Alkitab menuliskan sebuah ulasan yang indah tentang persahabatan. Dalam persahabatan, kita bisa mengasihi dan kita bisa juga bersahabat dengan seorang pria atau wanita. Tidak jarang dari persahabatan muncullah rasa suka, tertarik, dan menyayangi, sekalipun dengan sahabat kita yang lawan jenis.
Berangkat dari definisi istilah tersebut, pacaran selalu dikaitkan dengan hal-hal yang bisa membangkitkan hawa nafsu seperti berciuman, berpelukan, atau bermesra-mesraan. Oleh karena itu, Alkitab telah mengingatkan kita bahwa hidup kita adalah bait Roh Kudus, sehingga kita harus menjaga kekudusan hidup, melakukan apa yang benar dan mulia, dan memikirkan hal-hal yang bijak.
Apakah Seks itu?
Allah menciptakan kita pria dan wanita
Mungkin hal terpenting yang dapat kita pelajari tentang lawan jenis adalah bahwa Allah menciptakan kita pria dan wanita. Seksualitas kita merupakan bagian dari penciptaan-Nya yang baik dan sempurna sebelum dosa masuk ke dunia. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan segambar dengan-Nya. Baik sifat manusiawi maupun seksualitas kita (maskulin dan feminin) menggambarkan siapa Allah itu. Ketika Allah berkata bahwa tidaklah baik bagi Adam untuk seorang diri, Dia bukan sekadar berbicara tentang kebutuhan Adam akan sosok manusia lain. Allah menciptakan seorang penolong, seorang rekan kerja, yang "sesuai" untuknya, yang melengkapinya, yang menyempurnakannya: seorang perempuan.
Asmara bukanlah satu-satunya hubungan antara pria dan wanita
Rasul Paulus memberikan beberapa nasihat yang berguna kepada Timotius, seorang pendeta muda: "Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian" (1 Timotius 5:1,2). Tentu saja kita harus bergaul dengan orang-orang dari lawan jenis. Kita tidak boleh menebar pesona seolah-olah asmara hanyalah satu-satunya hubungan yang mungkin terjadi. Kita dapat memiliki hubungan terus-menerus dengan lawan jenis, sebagai pribadi, sebagai teman, sebagai saudara dan saudari, melakukannya, seperti perkataan Alkitab, dengan penuh kemurnian.
Hubungan Yesus dengan Maria dan Marta, bersama saudara mereka Lazarus memberikan teladan hubungan persahabatan antara pria dan wanita. Yesus mengasihi mereka. Dia senang mengunjungi mereka. Rumah mereka adalah tempat istirahat dan memulihkan diri. Tidak ada hasrat asmara di antara mereka, tetapi kasih sayang sejati ada di antara Pria ini dan para wanita itu.

Pernikahan
Berkencan bukan sekadar perburuan untuk menikah, melainkan seluruh bagian proses seleksi untuk memilih pria atau wanita yang cocok dengan kita, dan suatu saat nanti akan tiba saatnya orang itu menjalani hidup bersama dengan kita. Lalu bagaimana seorang pemuda Kristen menaruhnya sebagai pertimbangan ketika bergaul dengan lawan jenis dan berpikir tentang masa depan?
Pertama, penting untuk mencari tahu apa yang Allah pikirkan tentang pernikahan: seorang istri adalah sesuatu yang baik (Amsal 18:22); pernikahan merupakan kehormatan (Ibrani 13:4); Allah menginginkan pernikahan menjadi sebuah perjanjian kekal antara dua orang (Markus 10:6-9). Ada beberapa prinsip baik untuk diikuti ketika memilih teman hidup untuk pernikahan: kita semua memiliki hasrat seksual yang normal, yang harus dipenuhi oleh istri atau suami kita sendiri (1 Korintus 7:2); sebagai orang percaya, kita perlu menikahi orang percaya lainnya untuk menyediakan kesatuan mendasar tentang masalah-masalah yang benar-benar penting dalam pernikahan: tujuan hidup, nilai, prioritas, penggunaan waktu, penggunaan uang, dll.
Masalah besar. Jutaan lagi aborsi yang menimbulkan kerusakan moral. Herpes, penyakit kelamin yang tidak bisa disembuhkan yang menular melalui hubungan seksual. Namun di luar masalah-masalah nyata ini, mereka yang terlibat dalam hubungan seksual di luar pernikahan gagal memahami hakikat kesatuan seksual dan perannya dalam pernikahan. Sebuah hubungan seksual tidak terjadi dalam semalam, namun memerlukan bertahun-tahun untuk berkembang dan dinikmati dalam kesempurnaannya. Keintiman seksual ditingkatkan oleh ikatan emosional, kepercayaan, keamanan, komitmen -- semua segi yang disediakan oleh pernikahan.
Tidaklah mudah untuk menahan tekanan masyarakat kita. Kita hidup dalam sebuah budaya yang menginginkan makanan siap saji, gambar-gambar instan, dan hubungan seksual sekarang ini. Namun beberapa dari hal-hal terbaik di dunia merupakan sesuatu yang pantas untuk dinanti, salah satunya adalah keintiman seksual. Dan salah satu cara terbaik untuk menghindari tipuan semboyan licik zaman ini ("setiap orang melakukannya") adalah mengetahui dengan jelas kehendak Allah. Siapa yang memegang kendali di sini -- hormon kita atau hikmat kita?

SIKAP ETIS KRISTEN
Alkitab tidak jelas dan gamblang menuliskan tentang tata krama Man, b.,tapi kita dapat menemukan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan tugas promosi, pewartaan, dan penyampaian berita kepada orang lain. Kitab Amsal memberikan prinsip-prinsip bisnis yang digambarkan dengan timbangan atau ukuran. Paulus dan para rasul menyampaikan berita Injil kebenaran di pasar dan jalan raya, sekalipun ada yang menuduh mereka seperti para penjual obat. Sikap etis dan kritis dalam menanggapi hendaknya dibangun di atas dasar pemahaman Alkitab yang baik dan benar.
1. Kebenaran dan Kejujuran
Kebenaran dan kejujuran telah menjadi berita utama para nabi dalam Perjanjian Lama. Sikap etis yang menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran harus menjadi perilaku, tindakan dan cara hidup orang Kristen. Kejujuran dan kebenaran dipakai dalam kata-kata hikmat (Ams. 11:5; Pkh. 7:29). Kebenaran dan kejujuran harus dilakukan berdasarkan takut akan Tuhan (Ams. 1:7). Sikap takut akan Tuhan akan memberikan dasar bagi produsen untuk bersikap bijak dalam membuat iklan, dan bagi konsumen untuk bersikap hati-hati dalam menentukan prioritas ketika berbelanja. Kebenaran dan kejujuran bukan berarti menolak keuntungan, tetapi mengetahui bagaimana memperoleh keuntungan dengan benar dan halal.
2. Keadilan
Keadilan dapat dipahami sebagai kerangka nilai yang timbal balik. Keadilan berarti menghargai apa yang ada pada orang lain, baik perbedaan maupun persamaan. Seharusnya pengusaha Kristen memikirkan kesejajaran antara penjual dan pembeli sebagai mitra yang sejajar. Produsen mengharapkan keuntungan dan pembeli mengharapkan kepuasan. Keadilan berlawanan dengan ketamakan dan egoisme, yaitu sikap ingin menang dan mementingkan diri sendiri. Sikap ini adalah sikap Israel yang dikecam oleh Tuhan dan para nabi dalam pemberitaan firman Tuhan. Umat Israel yang hidup di tanah perjanjian haruslah memikirkan kesejahteraan orang lain juga (Yes. 1:5-17; 10:1-2; Im. 19:9). Masih banyak ayat yang mengharuskan orang Kristen menyelenggarakan keadilan sosial bagi sesamanya. Sebagai media informasi, iklan tidak boleh memanipulasi berita dengan menyewa orang lain agar menekan dan menghasut. Kasus Nabot (1Raj. 21) merupakan contoh hasutan yang menyalahgunakan kekuasaan dan memutarbalikkan fakta.
3. Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan merupakan tugas bersama. Iklan haruslah mendidik dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. Misalnya, iklan pasta gigi dan sabun mandi tidak harus dimanipulasi dengan pria dan wanita yang sedang mandi tanpa busana, berendam dalam bak mandi, tetapi kita dapat mengajarkan nilai-nilai kesehatan gigi dan badan sebagai kebutuhan yang utama bagi setiap orang. Iklan obat nyamuk tidak perlu diperagakan dengan latar belakang seperti suami isteri yang sedang tidur bertutupkan selimut setengah telanjang. Bukankah kita dapat mengarahkan bagaimana mengurangi nyamuk dengan melakukan sanitasi lingkungan di sekitar rumah? Masih banyak contoh yang baik dan bijaksana bagi pendidikan anak dan orang dewasa jika kita meneliti dari firman Tuhan.
4. Pelayanan Masyarakat
Jika kita memperhatikan hakikat iklan, sebenarnya terdapat kedekatan dengan makna tugas pewartaan prinsip-prinsip iman Kristen. Orang-orang Kristen dihadirkan untuk melayani masyarakat, yang identik dengan sikap pengabdian kepada semua orang, Orang Kristen diutus untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13). Kita dapat memahami bahwa jiwa iklan adalah jiwa misi yang mengabdi tanpa pamrih, tanpa perlu meninggalkan identitas Kristen.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIS KRISTEN
Dalam kehidupan kita diharuskan mengambil keputusan, contoh : keputusan sekolah mana yang ingin diambil, keputusan pindah kerja, keputusan pindah rumah, keputusan fakultas & jurusan mana yang ingin diambil dan lain – lain.
Prinsip dasar mengambil keputusan dalam Etis Kristen.
Dalam mengambil keputusan haruslah berdasarkan kehendak dan iman kepada Allah yang harus kita terapkan dalam pengambilan keputusan di setiap hal dalam kehidupan kita Yeremia 29 ayat 11 :
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Tujuannya adalah supaya kita dengan bijak dan cerdas memikirkan setiap hal dan setiap aspek sebelum bertindak, dan bagaimana bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah melalui firman-Nya. Keputusan etis yang kita ambil mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita kini dan nanti.
Yang menjadi pedoman bagi kita dalam mengambil keputusan adalah :
1.          Kasih
Segala perbuatan yang kita lakukan harus senantiasa berpedoman dan bertolak berdasarkan kasih. Kasih kepada Allah harus  dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal budi juga dengan segenap kekuatan (Mat. 22 : 37& Mar. 12 : 30). Ini berarti dalam mengambil keputusan kita harus mempertimbangkan apakah keputusan yang kita ambil sudah berdasarkan kasih kepada Allah atau belum ? Jangan sampai keputusan yang kita ambil malah menjauhkan kita dari Allah. Sebagai contoh : kita ingin pindah pekerjaan, kita harus mempertimbangkan hari & jam kerjanya, tempatnya, dan lain – lain.
2.          Iman
Sebelum bertindak dan berbuat, sebelum mengambil keputusan, selalu ingat bahwa kita orang beriman, maka haruslah tindakan, perbuatan dan pengambilan keputusan kita berdasarkan iman. Iman adalah anugerah Tuhan kepada kita supaya dapat percaya kepada Tuhan Yesus bahwa apapun keputusan kita baik adanya bila kita melibatkan Tuhan dalam mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum mengambil keputusan.Kita harus meyakini bila kita sudah meminta petunjuk dan hikmat dari Tuhan dan mempertimbangkan segala sesuatunya secara matang, maka keputusan tersebut adalah yang paling baik, walaupun terkadang timbul permasalahan – permasalahan baru yang tidak terduga. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan selalu menolong kita dalam menghadapi hal tersebut. Ingat Tuhan selalu menopang kita yang walaupun kita jatuh tetapi tidak sampai tergeletak (Maz. 37 : 23 -24)    
3.          Motif
Motif sangat mempengaruhi tindakan seseorang. Motif yang mendasari tindakan kita sangat tersembunyi saat orang lain mungkin tidak mengetahuinya, namun Tuhan mengetahuinya. Oleh karena itu kita seharusnya menyadari sebelum bertindak harus mempunyai motivasi yang tulus, jujur, dan benar. Jika motivasi kita hanya berdasarkan untung, cocok, pantas, suka-suka, nama baik, kata orang, maka perbuatan etis itu cenderung salah.
(Contoh : panitia perayaan Natal yang ingin membuat acara Natal yang spektakuler hanya karena ingin dipandang OK oleh jemaat, padahal acara tersebut membutuhkan dana yang cukup besar)
4.          Meminta hikmat dan pimpinan Roh Kudus
Roh Kudus adalah roh penolong, yang tinggal dalam hati setiap anak – anak Tuhan. Roh Kudus senantiasa akan memberikan pimpinan dan hikmat supaya kita tidak salah dalam bertindak dan mengambil keputusan etis setiap hari.
5.          Menentukan skala prioritas
Mengambil keputusan etis membutuhkan kebijakan hidup.  Hidup bijak sama dengan mengetahui dengan baik dan benar apa yang paling penting dalam hidup ini. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan hidup seseorang kini dan nanti. Skala prioritas kita bagi dalam beberapa hal :
* Paling penting
* Penting
* Kurang penting
* Tidak penting
* Sia – sia
* Merugikan

* Berbahaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjawab Soal UTS Pengantar Ilmu Komunikasi

Lirik Lagu Rohani Dayak Kalteng "Tatean Slamat" Cipt. Johnsen S. Bahat

BECK The Movie

Lagu indonesia yang mirip lagu barat

LIRIK & CHORD LAGU "SINTAN DUE ATEI" (CINTA DUA HATI)

FreeStyle Online Indonesia

CIN(T)A, Antara Cina, Annisa dan Tuhan...

My Sassy Girl - Korean Movie

Kirun + Adul Pengen Punya Pacar Keren