Ringkasan Materi Mata Kuliah Etika Kristen
NAMA : OKTA PRAYOGA PUTRA GARANG
NIM : 16
716 500 19
PRODI : ILMU KOMUNIKASI
“RINGKASAN
MATERI ETIKA KRISTEN”
KONSEP DIRI
Manusia
adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta
saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai
kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri, misalnya “saya kuat dalam
matematika”.
Konsep
diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari
perasaan, sikap & persefsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan
kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan
hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia
muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu
mempengaruhi konsep diri. Jika seseorang mempunyai masa kanak-kanak yang aman
dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan
sangat stabil. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan
konsep diri dapat menjadi sumber stres atau konflik.
Konsep
diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien
yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan
konsep diri. Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi
dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman
dan objek, tujuan serta keinginannya. Lebih menjelaskan bahwa konsep diri
adalah cara individu memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional,
intelektual, sosial, dan spiritual.
Konsep
diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui
eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya.
Dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain.
Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu
mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri berkembang dengan
baik apabila : budaya dan pengalaman di keluarga dapat memberikan perasaan
positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi individu / lingkungan dan dapat
beraktualissasi, sehingga individu menyadari potensi dirinya. Respons individu
terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari
adaptif sampai maladaptive.
ETIKA KRISTEN
Etika berasal dari basasa Yunani “ETHOS” dan
“ETHIKOS” yang berarti: kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati
dengan mana orang melakukan suatu perbuatan.
Latin “MOS” atau moralitas. Olh Karena itu kata
etika sering diungkpkan dengan kata moral, yang berarti :niai-nilai atau aturan
khusus/ larangan, kewajian seta hal-hal yang layak dilakukan.
ETIKA: menyangkut pemikiran yag
sisematis tntang: kelakuan, motivsi, atau suatu ajaran yang baik dalam
pikiran, perkataan dan perbuatan manusia dalam masyarakat.
Etika Kristen mempertimbangan relasi dan pengertian akan Allah dalam perilaku manusia dan menunjukkan respon kepada Allah melalui Kristus sebagai syarat mutlak.”
Karena Etika Kristen merupakan
doktrin, maka:
1. Etika theonom (theos=Tuan; Nomos=Hukum):
berpusat pada Allah
2. Etika Theoentris : Bersifat ilahi
3. Etika Chritonom: dilandasi oleh pengajaran
Yesus Kristus.
4. Etika Damai Sejahtera (shalom=Ibrani;
Eirene=yuani).
Efesus 2:17, menyatakan Krstus sebagai sumber
etika dan juga berkuasa merubah perilku manusia agar hidup sesui dengan
norma-norma yang patut
Etika Kristen adalah suatu hal yang mutlak, yang tertlis dalam hukum Allah yang tidk dapat dilanggar (Yoh 10:35), dn yang ada dalam Yesus Kristus yang tidak pernah berubah (Ibrani 13:8). Jadi, Etika Kristen adalah sesuatu yang baik dalam manusia dan Allah sebagai pencipta.
DASAR-DASAR ETIKA KRISTEN
KASIH yaitu kasih kepada Tuhan, kasih kepada diri sendiri, dan kasih kepada sesama manusia.
Tuhan Yesus: Kasihilah
Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan
segenap akal budimu, dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri. Tik ada hokum yang rutama dari kedua huku ini.
A. Kasih Kepada Tuhan
The highest good Etika Kristen
ialah Union With God.
Terjadi melalui: Kelahiran Baru
Hakekt menjadi: Manusia Baru
B. Kasih
Kepada Diri Sendiri
Menghargai Diri sendiri: oleh persekutuan yang
baik dengan Allah.
Menerima Diri sendiri dan kepuasan akan diri
sendiri: oleh anugerah Allah yang berlimpah.
Pandangan berubah “Hidup untk kerja” menjadi
“Kerja untk hidup”
C. Kasih
Kepada Sesama Manusia
Reaksi dari 2 gmbaran di atas adalah “kasih
kepada sesma manusia” Hukum Tuan ini dilaksanakan tanpa pamrih karna bertumpu
pada keriduan yang berkenan kepada Tuhan dengan melakukan perintahNya,
menikmati berkat Tuhan dengan bersama-sama.
Itilah yang dipakai: “Diberkati untuk
memberkati.”
Isah Para Rasul 4:32-37, Membentangkan 4 prinsip
yang mendasari praktek hiup ereka:
I. Dasar kehidupn berama: Percaya(beriman)
kepada Tuh
II. Adanya konsep pemeratan yang teradang
disertai pengorbanan
III. Sasaran utama yang dilakukan adalah
mempermulakan Allah dan berkenan kepada sesame manusia.
SUMBER ETIKA
KRISTEN
Satu sumber utama etika adalah Alkitab yang
menghasilkan etika Kristen. Etika Kristen berdasarkan kehendak-kehendak Allah
seperti yang diwahyukan kepada manusia melalui Alkitab. Karena Allah adalah
Sang Pencipta dan yang maha-kuasa, mahatahu dan kekal, etika Kristen bersifat
mutlak, yaitu selalu benar, tidak bergantung kepada waktu, tempat dan
lingkungan. Etika Kristen juga bersifat mengikat bagi umat-Nya, yaitu menuntut
umat mematuhinya.
Berbeda dari sistem-sistem etika lain, etika Kristen
berpusat kepada tugas (‘duty centered’) atau aturan tidak kepada hasil dari
tindakan. Dalam sistem ini aturan-aturan adalah utama. Aturan-aturan etika yang
akan mene-tapkan hasil, bukan sebaliknya. Aturan-aturan menjadi dasar seseorang
bertindak. Dan aturan-aturan dipandang baik tidak bergantung kepada hasil dari
menjalankannya. Dan bahkan suatu hasil harus dinilai berda-sarkan aturan-aturan
yang ada. Seseorang boleh kaya, namun jika itu didapat dari korupsi, dia adalah
orang yang beretika buruk. Dia lebih buruk dibandingkan dengan orang miskin
yang mendapatkan penghasilannya dari usaha-usaha yang jujur.
Di dalam sistem etika Kristen ada prinsip adanya
hukum moral yang lebih tinggi karena adanya suatu kebaikan atau prinsip yang
lebih tinggi daripada yang lain. Misalnya, manusia dituntut untuk mengasihi
Allah lebih dari manusia (Lihat Matius 22: 36 – 38) bahkan dirinya sendiri.
Lukas 14: 26 bahkan mengatakan “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak
membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki
atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Sudah barang tentu kita harus hati-hati dalam menerapkan prinsip ini, tidak
dengan semena-mena tapi dengan hati-hati dan dengan hati yang tulus.
Manusia harus mengasihi sesama manusia lebih
daripada materi (lihat Matius 22: 39), termasuk harta, posisi, prestasi, nama,
waktu, dsb. Manusia bagi Alkitab adalah utama sedangkan materi ada-lah
sekunder. Alam se-mesta dengan segala isinya dicipta Tuhan untuk dieksplor oleh
manusia dan diguna-kan untuk kesejahtera-annya (Kejadian 1: 28). Untuk menebus
manu-sia dari akibat dosa Allah rela mengirimkan Anak-Nya yang tung-gal, Yesus
Kristus, datang ke dunia, men-derita bahkan mati di kayu salib yang hina.
Karena Allah begitu mengutamakan manusia, orang percaya pun harus mengutamakan
sesama manusia.
REALITA HIDUP
MANUSIA
Realitas hidup manusia memiliki konsep makna tujuan,
dan apabila seseorang berpandangan objektif, dan konsep pandang yang tersebut
secara langsung akan mempengaruhi gaya, perilaku, dan kehidupan orang tersebut.
Sebab keyakinan itulah yang akan menjadi standar etis dalam menjalani dan
merencanakan hidupnya. Dan kalau kita sadari sebenarnya konsep realitas hidup
ternyata diwarnai dengan berbagai pemahaman atau makna yang berbeda-beda,
sehingga mempengaruhi hidupnya.
A. Realita
Hidup sebagai Ciptaan
Realita dasar etik kristen adalah manusia mengakui
Tuhan Allah sebagai penciptanya. Pernyataan ini membuktikan bahwa keberadaan
manusia tidak dapat bereksistensi secara independen, justru karena diciptakan
oleh Allah. Manusia harus memahami ini, tanpa memahami hal ini manusia tidak
akan pernah dapat memahami apa arti dan tujuan hidupnya sebagai manusia. Dan
manusia juga harus mengerti siapa Allah sebagai penciptanya. Manusia harus
berelai kepada Allah. Jadi, tanpa semuai ini manusia tidak ada apa-apanya.
B. Realita
Hidup sebagai Pribadi yang Bebas
Manusia adalah ciptaan Tuhan Allah yang paling
sempurna sehingga manusia dapat dikatakan sebagai pribadi yang bebas yang
artinya manusia berarti bebas membuat rencana ataupun keputusan sebuah tujuan
untuk hidupnya. Semua ini Tuhan beri agar manusia dapat menikmati kehidupan
anugrah yang Tuhan beri, dan agar dalam kehidupannya manusia dapat memuliakan
Tuhan, tetapi kebebasan yang Tuhan beri pasti ada batasnya, tidak
sebebas-bebasnya. Realita hidup manusia sebagai pribadi yang bebas namun
terbatas mengandaikan manusia itu harus takluk dan bertanggung jawab untuk
menjalani hidupnya., dengan kata lain tindakan dan keputusannya berasal dari dirinya
dan secara moral dia harus mempertanggungjawabkan kelak kepada Allah.
Realita hidup manusia yang sesungguhnya adalah
kematian. Kematian sebagai realita hidup yang tidak dapat dihindari oleh
siapapun du dunia ini. Meskipun manusia dengan bebas dan berani menentikan
pilihan hidupnya. Namun pada akhirnya semua akan berakhir dengan kematian.
Kematian datang sesuai waktu yang Tuhan telah tentukan, tanpa memandang bulu,
usia , pangkat, jabatan, dll. Tidak ada seorangpun yang dapat menentang.
Manusia memiliki cara kematian yang berbeda diantara semua mahluk ciptaan
Tuhan, sebab setelah mati, manusia akan memasuki dunia rohani yang bersifat
kekal. Keadaan manusia dalam kekekalan ditentukan oleh pilihan semasa hidup.
NILAI-NILAI KRISTIANI
Nilai-nilai kristiani yang akan diuraikan di bawah
ini sebagaimana tertulis dalam Galatia 5:22-23
1. Kasih
Inti dari seluruh iman Kristen adalah kasih. Kasih
kepada Tuhan maupun kasih kepada sesama (Matius 22:37-40). Dengan mewujudkan kasih, itu berarti
kita juga peduli dengan sesama
manusia bahkan dengan seluruh isi dunia.
Itu sebabnya rasul Paulus menegaskan bahwa inti dari segala sesuatu adalah
kasih . tanpa kasih sia-sialah segala sesuatu yang kita lakukan, tanpa kasih
sia-sialah apapun yang kita miliki (baca: 1 Korintus 13:1-13).
2. Sukacita
Tuhan Yesus menginginkan agar setiap umatnya
bersukahati. Itu sebabnya 1 Tesalonika 5:16 mengatakan “bersukacitalah
senantiasa”. Sukacita umat Kristen bukan karena ia mempunyai deposit yang
berlimpah atau karena ia mempunyai jabatan yang tinggi Sukacita Kristen
didasarkan pada janji Tuhan yang akan selalu menyertai dan melindungi umat Nya
yang percaya dan setia kepadaNya (Mat 28:20) Karena itu Firman Tuhan berkata :
bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah!
(fil 4:4)
3. Damai
Sejahtera
Tuhan Yesus Kristus telah mengadakan damai sejahtera
bagi kita, karena dengan kematianNya Ia telah melenyapkan perseteruan manusia
dengan Allah. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengatkan “berbahagialah orang yang
membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9)
Tuhan Yesus menginginkan supaya umatNya tetap hidup damai dengan semua orang karena itu setiap umatNya wajib menjauhi segala bentuk perselisihan, pertengkaran yang dapat memicu perkelahian dan permusuhan.
Tuhan Yesus menginginkan supaya umatNya tetap hidup damai dengan semua orang karena itu setiap umatNya wajib menjauhi segala bentuk perselisihan, pertengkaran yang dapat memicu perkelahian dan permusuhan.
4. Kesabaran
Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama,
tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas
Kesabaran adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh
orang Kristen. Rasul Paulus berulang kali mengimbau umat Kristen untuk saling
bersabar satu sama lain. Bahkan, kesabaran sebenarnya adalah sebuah tes
keorisinilan umat Kristen. Karakter Kristen yang sejati, tanda utama kelahiran
baru, terlihat dalam kesabaran yang sejati. Sabar adalah satu bukti yang
menunjukkan bahwa seseorang benar-benar pengikut Yesus orang yang. Sabar membuat ia tetap bersyukur walau hidup serba
sederhana. Sabar membuat ia tidak
bersungut-sungut apalagi pesimis dan putus asa. Karena ia percaya akan
pengasihan dan pertolongan Tuhan Yesus (mat 11:28)
5. Kemurahan
dan Kebaikan
Kemurahan dan kebaikan adalah dua kata yang hampir sama artinya, bahkan dalam bahasa aslinya kemurahan sering juga diartikan kebaikan. Kemurahan dan kabaikan suatu sikap hidup seseorang yang dengan rela hati memberikan pertolongan kepada orang lain tanpa mengharapakan imbalan apapun. Tuhan Yesus memberikan perintah kepada kita supaya meneladani kemurahan dan kebaikanNya dengan kita selalu berbaik hati kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan kita. Tuhan Yesus Berfirman : demikian lah kehendaknya terangmu bercahaya didepan orang supaya mahluk hidup melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (mat 5:16)
Kemurahan dan kebaikan adalah dua kata yang hampir sama artinya, bahkan dalam bahasa aslinya kemurahan sering juga diartikan kebaikan. Kemurahan dan kabaikan suatu sikap hidup seseorang yang dengan rela hati memberikan pertolongan kepada orang lain tanpa mengharapakan imbalan apapun. Tuhan Yesus memberikan perintah kepada kita supaya meneladani kemurahan dan kebaikanNya dengan kita selalu berbaik hati kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan kita. Tuhan Yesus Berfirman : demikian lah kehendaknya terangmu bercahaya didepan orang supaya mahluk hidup melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (mat 5:16)
6. Kesetiaan
Kesetiaan seseorang akan kelihatan di dalam proses menyelesaikan upayanya, dari awal sampai akhir. Tuhan Yesus adalah tokoh yang ideal ketika kita ingin menwujudnyatakan kesetian dalam hidup keseharian kita, karena Ia pun telah menyelesaikan tugas-tugasnya bahkan sampai rela mati dikayu salib. Oleh karena itu pula setiap umatNya dituntut supaya setia kepada Tuhan, setiap apa yang dilakukan apa yang diperintahkan Nya, setia terhadap iman kepercayaannya, walau menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang setia dalam perkara yang kecil akan Tuhan percayakan perkara-perkara yang besar (Matius 25:14-30). Oleh sebab itu marilah kita memiliki gaya hidup setia.
Kesetiaan seseorang akan kelihatan di dalam proses menyelesaikan upayanya, dari awal sampai akhir. Tuhan Yesus adalah tokoh yang ideal ketika kita ingin menwujudnyatakan kesetian dalam hidup keseharian kita, karena Ia pun telah menyelesaikan tugas-tugasnya bahkan sampai rela mati dikayu salib. Oleh karena itu pula setiap umatNya dituntut supaya setia kepada Tuhan, setiap apa yang dilakukan apa yang diperintahkan Nya, setia terhadap iman kepercayaannya, walau menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang setia dalam perkara yang kecil akan Tuhan percayakan perkara-perkara yang besar (Matius 25:14-30). Oleh sebab itu marilah kita memiliki gaya hidup setia.
7. Kelemah
Lembutan
Salah satu ucapan bahagia yang diucapkan oleh Tuhan
Yesus adalah “berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki
bumi." Matius 5:5. Ditengah-tengah
kehidupan manusia yang penuh dengan kekejaman, kesadisan, kekasaran, kekerasan,
penyiksaan, ketersinggungan dan penuh emosional, maka nilai kelemah lembutan
pun sudah mulai pudar, padahal nilai ini sangat penting dalam kehidupan
manusia. \
8. Penguasaan
Diri
Sementara nilai penguasaan diri adalah suatu sikap dimana seseorang mampu mengontorl dirinya secara baik dan benar. Memang kita sadar bahwa manusia memiliki yang namanya keinginan-keinginan. Namun, pada kenyataannya tidak semua keinginan itu dapat membahagiakan sesamanya bahkan dirinya sendiri. Seringkali keinginan manusia dikuasai oleh nafsu dan emosi yang tidak terkontrol, akibatnya manusia menjadi korban dari keinginannya sendiri. Tuhan Yesus yang lemah lembut dan penuh penguasaan diri hendaknya kita teladani dan kita jadikan pedoman hidup kita dalam meng hadapi segala bentuk tantangan yang kita hadapi
Sementara nilai penguasaan diri adalah suatu sikap dimana seseorang mampu mengontorl dirinya secara baik dan benar. Memang kita sadar bahwa manusia memiliki yang namanya keinginan-keinginan. Namun, pada kenyataannya tidak semua keinginan itu dapat membahagiakan sesamanya bahkan dirinya sendiri. Seringkali keinginan manusia dikuasai oleh nafsu dan emosi yang tidak terkontrol, akibatnya manusia menjadi korban dari keinginannya sendiri. Tuhan Yesus yang lemah lembut dan penuh penguasaan diri hendaknya kita teladani dan kita jadikan pedoman hidup kita dalam meng hadapi segala bentuk tantangan yang kita hadapi
PANGGILAN
HIDUP MANUSIA SESUAI DENGAN RENCANA ALLAH
Manusia menjalani kehidupannya cenderung tidak lagi
mendasarkan pada norma-norma kebenaran etis dan moral. Nilai-nilai kebenaran
telah direduksi. Dampak reduksi ini membuat orang merasa prihatin karena telah
mempengaruhi sendi kehidupan pada diri manusia itu sendiri. Ada dua hal yang
patut dipahami untuk menjalani panggilan atau (vocation) Tuhan bagi setiap
orang selama didalam dunia.
1. Konteks
hidup masing-masing ( For everthing there is a season) Ibarat rangkaian
pertumbuhan manusia ada tugasnya masing-masing misalnya usia dini, dia
mempunyai tugas untuk berjalan, usia remaja, usia pemuda, usia umur
pertengahan, masing-masing ada tugas yang perlu diselesaikan.
2. Misi
dan Visi kehidupan. Ini merupakan “Jiwa” perjuangan setiap manusia dibumi ini.
Keduanya berpadu daladalam kehidupan manusia.
Bagi manusia yang terpenting dalam mengelola
kemampuannya – akal budi, pengertian, kebijaksaaan,dan pertimbangan yang ada
pada dirinya dalam menjalankannya haruslah rendah hati. Dengan demikian rencana
tuhan yang khusus bagi setiap manusia disebut sebagai panggilan hidup. Ada 3
Hal mengerti Panggilan ALLAH yaitu :
1. Kebenaran
sejati bersumber dari ALLAH sendiri
Manusia bukanlah sumber kebenaran karena manusia sendiri masih mencari kebenaran, dan manusia sendiri sadar bahwa tingkat pengetahuan kebenaranya tidaklah absolut .
Manusia bukanlah sumber kebenaran karena manusia sendiri masih mencari kebenaran, dan manusia sendiri sadar bahwa tingkat pengetahuan kebenaranya tidaklah absolut .
2. Allah
mewahyukan kebenaran didalam Alkitab.
ALLAH menyatakan kebenarannya kepada manusia melaui firmannya, yaitu Alkitab.
ALLAH menyatakan kebenarannya kepada manusia melaui firmannya, yaitu Alkitab.
3. Alkitab
merupakan satu kebenaran yang utuh dari ALLAH yang satu.
Karena ALLAH yang sama mewahyukan seluruh bagian alkitab, maka seluruh bagian alkitab tidak bertentangan satu sama lain.
Karena ALLAH yang sama mewahyukan seluruh bagian alkitab, maka seluruh bagian alkitab tidak bertentangan satu sama lain.
Cara mengetahui panggilan Tuhan atas diri kita :
1. “Berusahalah
sungguh-sungguh” (2Petrus 1:10a) untuk mengetahui panggilan Tuhan.
2.
“Jikalau kamu melakukannya
(taat), kamu tidak akan pernah tersandung” (2Petrus 1:10b)
3.
Mintalah (berdoa) supaya Ia
menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apa yang
terkandung dalam panggilan-Nya (Efesus 1:17-18)
4. Semakin
kita mengasihi Tuhan, semakin kita meyakini panggilan Tuhan. Menurut Roma 8:8,
“mereka yang mengasihi Dia” “identik dengan” mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah”. Maka ketaatan terhadap perintah Tuhan dan dorongan kasih
kepada-Nya itulah yang mendasari pelayanan kita.
REFLEKSI PENGENALAN DIRI
Bercermin pada diri sendiri, dan mau menagkui
kelemahan diri adalah salah satu bentuk refleksi pengenalan diri. “Siapakah
Aku?” Sebuah pertanyaan sederhana yang belum tentu dapat dijawab dengan tepat.
Jika ditanyakan pada seseorang, mungkin jawabannya adalah: “Aku adalah Okta”,
“Aku adalah manusia”, “Aku adalah anak orangtuaku” dan sebagainya. Berabad-abad
manusia dengan pengetahuannya berusaha untuk mengenali dirinya dan darimana
asalnya. Socrates berkata “Kenalilah dirimu sendiri”. Tanpa pengenalan diri,
manusia akan menganggap dirinya tidak berarti.
Beberapa ahli mencoba menelusuri lebih jauh tentang
“siapa aku”. Aristoteles dengan teori abiogenesis mengatakan bahwa segala makhluk
hidup berasal dari benda mati. Louis Pasteur dengan teori biogenesis
menentangnya dan mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Charles Darwin dengan teori evolusi mengatakan bahwa makhluk hidup berevolusi
dari bentuk sederhana menjadi kompleks. Contohnya manusia berevolusi dari kera
besar, kera besar dari kera kecil dan seterusnya hingga akhirnya berujung pada
makhluk bersel satu. Namun Darwin tidak dapat menjawab mengapa makhluk hidup
itu hidup dan darimana kehidupan berasal. Karl Marx mengatakan bahwa manusia
adalah binatang yang lebih cerdas.
Manusia juga berusaha mencari jawab tentang siapa
dirinya dari segi rohani atau agama. Agama-agama suku seperti bangsa Mesir,
Yunani, bangsa-bangsa sekitar Israel, Jepang, Batak dan bangsa-bangsa lain
mengatakan bahwa manusia berasal dari hasil perkawinan dewa-dewi. Dalam diri
manusia ‘mengalir darah’ dewa-dewi sehingga manusia adalah keturunan dewa-dewi
(baca: tuhan). Dalam keyakinan ini, para raja atau kaisar biasanya disembah
karena diyakini sebagai keturunan langsung dari dewa. Penolakan menyembah para
raja sebagai dewa akan berujung pada hukuman mati. Contohnya dalam Alkitab
dapat kita baca di kitab Daniel dan Wahyu.
Siapakah Aku Menurut Alkitab - Berbeda dari teori pengetahuan dan keyakinan agama-agama suku di atas, Alkitab menjawab bahwa manusia adalah hasil ciptaan atau kreasi dari Tuhan Allah (Kejadian 1-2). Sama seperti ciptaan lainnya, sedikitpun manusia tidak mengandung unsur keilahian. Manusia dan ciptaan lain bukanlah dewa atau tuhan, melainkan berasal dari Allah, diberi kuasa atas ciptaan lainnya dan dijadikan makhluk yang paling mulia (Mazmur 8). Dalam diri Tuhan Yesus Kristus, manusia yang percaya pada-Nya semakin dipermuliakan. Mereka yang percaya tidak lagi hanya sebagai ciptaan belaka. Allah yang ‘jauh’ dari manusia semakin dekat dalam diri Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Manusia yang menerima Tuhan Yesus diangkat menjadi anak-Nya (I Yohanes 3).
Siapakah Aku Menurut Alkitab - Berbeda dari teori pengetahuan dan keyakinan agama-agama suku di atas, Alkitab menjawab bahwa manusia adalah hasil ciptaan atau kreasi dari Tuhan Allah (Kejadian 1-2). Sama seperti ciptaan lainnya, sedikitpun manusia tidak mengandung unsur keilahian. Manusia dan ciptaan lain bukanlah dewa atau tuhan, melainkan berasal dari Allah, diberi kuasa atas ciptaan lainnya dan dijadikan makhluk yang paling mulia (Mazmur 8). Dalam diri Tuhan Yesus Kristus, manusia yang percaya pada-Nya semakin dipermuliakan. Mereka yang percaya tidak lagi hanya sebagai ciptaan belaka. Allah yang ‘jauh’ dari manusia semakin dekat dalam diri Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Manusia yang menerima Tuhan Yesus diangkat menjadi anak-Nya (I Yohanes 3).
Tuhan dipanggil dan disebut Bapa sebagai tanda
betapa dekat dan akrabnya orang percaya dengan Tuhan Allahnya. Meskipun
orang-orang percaya disebut dan dijadikan sebagai anak-anak Allah tetapi
manusia tetap sebagai manusia, bukan sebagai keturunan Tuhan dan tidak memiliki
keilahian dalam dirinya.
Dengan menjadi anak Allah, orang percaya tidak lagi
berasal dari dunia tetapi berasal dari Kerajaan Allah, dimana Kristus berkuasa
sebagai Raja. Selain sebagai anak Allah, orang percaya juga disebut anak Raja,
yang menjadi pewaris kerajaan Allah. Sebagai anak Raja, orang percaya diutus ke
dunia untuk membawa pulang mereka yang lupa akan asal-usulnya, mereka yang
memberontak pada Raja.
Cara
Merefleksi Diri
Salah satu hal penting untuk menata kehidupan
menjadi lebih baik adalah pengenalan terhadap diri sendiri. Dengan mengenal
diri secara baik, seseorang mampu menempatkan dirinya dalam relasi dan situasi
secara tepat.
Bapa Gereja Augustinus mengatakan bahwa hanya ada
dua hal utama yang ingin diketahuinya, yaitu Tuhan saya dan jiwa saya. Keduanya
paling penting untuk diketahui sebab pengenalan terhadap keduanya menjadi
simpul pengenalan, pemahaman, serta pengetahuan kita terhadap hal lainnya.
Pengenalan semacam itu menjadikan seseorang tidak hanya mengenal diri
(personal) dan sesama (komunal), tetapi juga mengenal Tuhan (spiritual) dan
alam secara utuh. Untuk sampai pada pemahaman semacam itu, maka refleksi diri
atau perenungan diri menjadi sarana yang sangat menolong.
MANAJEMEN DIRI
Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk
mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu
dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan
yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita
harus bisa Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan
kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional
yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan
kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama
dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill
lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa
bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang
menjajahnya.
Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat
manata diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan
sesuai dengan harapan dan juga keinginan kita. Karena dari ketiga kecerdasan
tersebut saling mendukung dalam menata diri.Kesuksesan dapat dilihat dari
kesuksesan seseorang dalam memanajementkan dirinya sendiri. Karena setelah
dapat memanejementkan diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin
Bagaimana membangun management di dalam diri
Management diri dapat kita olah sedemikian rupa agar management yang kita lakukan setiap hari dan setiap waktu menjadi berguna untuk diri kita dan orang lain, maka dari itu disiplin adalah salah satu kunci sukses dalam membangun management di dalam diri kita,Manajemen diri merupakan suatu cara untuk menolong manusia membangun kepribadiannya secara utuh (berintegritas) sehingga setiap manusia dapat mencapai potensi yang maksimal dalam dirinya.
Bagaimana membangun management di dalam diri
Management diri dapat kita olah sedemikian rupa agar management yang kita lakukan setiap hari dan setiap waktu menjadi berguna untuk diri kita dan orang lain, maka dari itu disiplin adalah salah satu kunci sukses dalam membangun management di dalam diri kita,Manajemen diri merupakan suatu cara untuk menolong manusia membangun kepribadiannya secara utuh (berintegritas) sehingga setiap manusia dapat mencapai potensi yang maksimal dalam dirinya.
CINTA,
PACARAN, SEKS DAN PERNIKAHAN.
Apakah Cinta
Itu?
Kamus mendefinisikan cinta sebagai “rasa suka, rasa
tertarik atau perasaan sangat sayang”. Cinta adalah suatu proses; cinta tidak
terjadi begitu saja. Cinta juga bukan proses dari mata langsung turun ke hati;
bukan juga terjadi pada pandangan pertama.
Proses cinta melibatkan panca indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan yang diproses dalam pikiran dan perasaan mulai dari ketertarikan, rasa suka atau senang, ingin memiliki, dan jatuh cinta (fall in love). Sampai pada titik fall love ini, proses cinta sejati dan cinta palsu berbeda arah. Cinta palsu menginginkan pacaran terikat, berduaan, bercumbuan, dan berorientasi pada seks, bersenang-senang yang berakibatpada kutuk Sedangkan cinta sejati menjalin pertemanan khusus (pacaran), komitmen menjaga kekudusan, hubungan lebih jauh melalui bertunangan dan mengikat diri dalam pernikahan yang berkenan dihadapan Tuhan, cinra itu:
Proses cinta melibatkan panca indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan yang diproses dalam pikiran dan perasaan mulai dari ketertarikan, rasa suka atau senang, ingin memiliki, dan jatuh cinta (fall in love). Sampai pada titik fall love ini, proses cinta sejati dan cinta palsu berbeda arah. Cinta palsu menginginkan pacaran terikat, berduaan, bercumbuan, dan berorientasi pada seks, bersenang-senang yang berakibatpada kutuk Sedangkan cinta sejati menjalin pertemanan khusus (pacaran), komitmen menjaga kekudusan, hubungan lebih jauh melalui bertunangan dan mengikat diri dalam pernikahan yang berkenan dihadapan Tuhan, cinra itu:
1. Cinta lebih dari sekedar perasaan suka.
2. Cinta bukanlah romantistik.
3. Cinta bukanlah rasa “tergila-gila”.
4. Cinta bukan Seks.
5. Cinta berbeda dari Nafsu.
2. Cinta bukanlah romantistik.
3. Cinta bukanlah rasa “tergila-gila”.
4. Cinta bukan Seks.
5. Cinta berbeda dari Nafsu.
Apa Kata
Alkitab Tentang Pacaran? (Berpacaran (Efesus 5:2-3, 8)
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan bahwa
pacaran adalah sebuah hubungan yang dijalin oleh seorang perempuan dengan
laki-laki, di dalamnya ada rasa kasih dan sayang satu sama lain. Sedangkan,
"berpacaran" memiliki arti berkasih-kasihan, bercinta, atau
bersuka-sukaan. Sepanjang Alkitab, mulai
dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, tidak pernah ditemukan tentang arti
kata "pacaran", walaupun beberapa orang menyebut bahwa pacaran adalah
sebuah proses sebelum menuju atau memasuki jenjang pernikahan. Faktanya,
Alkitab tidak pernah menuliskan tentang kata "pacaran". Namun,
Alkitab menuliskan sebuah ulasan yang indah tentang persahabatan. Dalam
persahabatan, kita bisa mengasihi dan kita bisa juga bersahabat dengan seorang
pria atau wanita. Tidak jarang dari persahabatan muncullah rasa suka, tertarik,
dan menyayangi, sekalipun dengan sahabat kita yang lawan jenis.
Berangkat dari definisi istilah tersebut, pacaran
selalu dikaitkan dengan hal-hal yang bisa membangkitkan hawa nafsu seperti
berciuman, berpelukan, atau bermesra-mesraan. Oleh karena itu, Alkitab telah
mengingatkan kita bahwa hidup kita adalah bait Roh Kudus, sehingga kita harus
menjaga kekudusan hidup, melakukan apa yang benar dan mulia, dan memikirkan
hal-hal yang bijak.
Apakah Seks
itu?
Allah menciptakan kita pria dan wanita
Mungkin hal terpenting yang dapat kita pelajari tentang lawan jenis adalah bahwa Allah menciptakan kita pria dan wanita. Seksualitas kita merupakan bagian dari penciptaan-Nya yang baik dan sempurna sebelum dosa masuk ke dunia. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan segambar dengan-Nya. Baik sifat manusiawi maupun seksualitas kita (maskulin dan feminin) menggambarkan siapa Allah itu. Ketika Allah berkata bahwa tidaklah baik bagi Adam untuk seorang diri, Dia bukan sekadar berbicara tentang kebutuhan Adam akan sosok manusia lain. Allah menciptakan seorang penolong, seorang rekan kerja, yang "sesuai" untuknya, yang melengkapinya, yang menyempurnakannya: seorang perempuan.
Allah menciptakan kita pria dan wanita
Mungkin hal terpenting yang dapat kita pelajari tentang lawan jenis adalah bahwa Allah menciptakan kita pria dan wanita. Seksualitas kita merupakan bagian dari penciptaan-Nya yang baik dan sempurna sebelum dosa masuk ke dunia. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan segambar dengan-Nya. Baik sifat manusiawi maupun seksualitas kita (maskulin dan feminin) menggambarkan siapa Allah itu. Ketika Allah berkata bahwa tidaklah baik bagi Adam untuk seorang diri, Dia bukan sekadar berbicara tentang kebutuhan Adam akan sosok manusia lain. Allah menciptakan seorang penolong, seorang rekan kerja, yang "sesuai" untuknya, yang melengkapinya, yang menyempurnakannya: seorang perempuan.
Asmara bukanlah satu-satunya hubungan antara pria
dan wanita
Rasul Paulus memberikan beberapa nasihat yang
berguna kepada Timotius, seorang pendeta muda: "Tegorlah orang-orang muda
sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan
muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian" (1 Timotius 5:1,2). Tentu saja
kita harus bergaul dengan orang-orang dari lawan jenis. Kita tidak boleh
menebar pesona seolah-olah asmara hanyalah satu-satunya hubungan yang mungkin
terjadi. Kita dapat memiliki hubungan terus-menerus dengan lawan jenis, sebagai
pribadi, sebagai teman, sebagai saudara dan saudari, melakukannya, seperti
perkataan Alkitab, dengan penuh kemurnian.
Hubungan Yesus dengan Maria dan Marta, bersama
saudara mereka Lazarus memberikan teladan hubungan persahabatan antara pria dan
wanita. Yesus mengasihi mereka. Dia senang mengunjungi mereka. Rumah mereka
adalah tempat istirahat dan memulihkan diri. Tidak ada hasrat asmara di antara
mereka, tetapi kasih sayang sejati ada di antara Pria ini dan para wanita itu.
Pernikahan
Berkencan bukan sekadar perburuan untuk menikah,
melainkan seluruh bagian proses seleksi untuk memilih pria atau wanita yang
cocok dengan kita, dan suatu saat nanti akan tiba saatnya orang itu menjalani
hidup bersama dengan kita. Lalu bagaimana seorang pemuda Kristen menaruhnya sebagai
pertimbangan ketika bergaul dengan lawan jenis dan berpikir tentang masa depan?
Pertama, penting untuk mencari tahu apa yang Allah
pikirkan tentang pernikahan: seorang istri adalah sesuatu yang baik (Amsal
18:22); pernikahan merupakan kehormatan (Ibrani 13:4); Allah menginginkan
pernikahan menjadi sebuah perjanjian kekal antara dua orang (Markus 10:6-9).
Ada beberapa prinsip baik untuk diikuti ketika memilih teman hidup untuk
pernikahan: kita semua memiliki hasrat seksual yang normal, yang harus dipenuhi
oleh istri atau suami kita sendiri (1 Korintus 7:2); sebagai orang percaya,
kita perlu menikahi orang percaya lainnya untuk menyediakan kesatuan mendasar
tentang masalah-masalah yang benar-benar penting dalam pernikahan: tujuan
hidup, nilai, prioritas, penggunaan waktu, penggunaan uang, dll.
Masalah besar. Jutaan lagi aborsi yang menimbulkan
kerusakan moral. Herpes, penyakit kelamin yang tidak bisa disembuhkan yang
menular melalui hubungan seksual. Namun di luar masalah-masalah nyata ini,
mereka yang terlibat dalam hubungan seksual di luar pernikahan gagal memahami
hakikat kesatuan seksual dan perannya dalam pernikahan. Sebuah hubungan seksual
tidak terjadi dalam semalam, namun memerlukan bertahun-tahun untuk berkembang
dan dinikmati dalam kesempurnaannya. Keintiman seksual ditingkatkan oleh ikatan
emosional, kepercayaan, keamanan, komitmen -- semua segi yang disediakan oleh
pernikahan.
Tidaklah mudah untuk menahan tekanan masyarakat
kita. Kita hidup dalam sebuah budaya yang menginginkan makanan siap saji,
gambar-gambar instan, dan hubungan seksual sekarang ini. Namun beberapa dari
hal-hal terbaik di dunia merupakan sesuatu yang pantas untuk dinanti, salah
satunya adalah keintiman seksual. Dan salah satu cara terbaik untuk menghindari
tipuan semboyan licik zaman ini ("setiap orang melakukannya") adalah
mengetahui dengan jelas kehendak Allah. Siapa yang memegang kendali di sini --
hormon kita atau hikmat kita?
SIKAP ETIS
KRISTEN
Alkitab tidak jelas dan gamblang menuliskan tentang
tata krama Man, b.,tapi kita dapat menemukan prinsip-prinsip yang berhubungan
dengan tugas promosi, pewartaan, dan penyampaian berita kepada orang lain.
Kitab Amsal memberikan prinsip-prinsip bisnis yang digambarkan dengan timbangan
atau ukuran. Paulus dan para rasul menyampaikan berita Injil kebenaran di pasar
dan jalan raya, sekalipun ada yang menuduh mereka seperti para penjual obat.
Sikap etis dan kritis dalam menanggapi hendaknya dibangun di atas dasar
pemahaman Alkitab yang baik dan benar.
1. Kebenaran
dan Kejujuran
Kebenaran dan kejujuran telah menjadi berita utama para nabi dalam Perjanjian Lama. Sikap etis yang menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran harus menjadi perilaku, tindakan dan cara hidup orang Kristen. Kejujuran dan kebenaran dipakai dalam kata-kata hikmat (Ams. 11:5; Pkh. 7:29). Kebenaran dan kejujuran harus dilakukan berdasarkan takut akan Tuhan (Ams. 1:7). Sikap takut akan Tuhan akan memberikan dasar bagi produsen untuk bersikap bijak dalam membuat iklan, dan bagi konsumen untuk bersikap hati-hati dalam menentukan prioritas ketika berbelanja. Kebenaran dan kejujuran bukan berarti menolak keuntungan, tetapi mengetahui bagaimana memperoleh keuntungan dengan benar dan halal.
Kebenaran dan kejujuran telah menjadi berita utama para nabi dalam Perjanjian Lama. Sikap etis yang menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran harus menjadi perilaku, tindakan dan cara hidup orang Kristen. Kejujuran dan kebenaran dipakai dalam kata-kata hikmat (Ams. 11:5; Pkh. 7:29). Kebenaran dan kejujuran harus dilakukan berdasarkan takut akan Tuhan (Ams. 1:7). Sikap takut akan Tuhan akan memberikan dasar bagi produsen untuk bersikap bijak dalam membuat iklan, dan bagi konsumen untuk bersikap hati-hati dalam menentukan prioritas ketika berbelanja. Kebenaran dan kejujuran bukan berarti menolak keuntungan, tetapi mengetahui bagaimana memperoleh keuntungan dengan benar dan halal.
2. Keadilan
Keadilan dapat dipahami sebagai kerangka nilai yang timbal balik. Keadilan berarti menghargai apa yang ada pada orang lain, baik perbedaan maupun persamaan. Seharusnya pengusaha Kristen memikirkan kesejajaran antara penjual dan pembeli sebagai mitra yang sejajar. Produsen mengharapkan keuntungan dan pembeli mengharapkan kepuasan. Keadilan berlawanan dengan ketamakan dan egoisme, yaitu sikap ingin menang dan mementingkan diri sendiri. Sikap ini adalah sikap Israel yang dikecam oleh Tuhan dan para nabi dalam pemberitaan firman Tuhan. Umat Israel yang hidup di tanah perjanjian haruslah memikirkan kesejahteraan orang lain juga (Yes. 1:5-17; 10:1-2; Im. 19:9). Masih banyak ayat yang mengharuskan orang Kristen menyelenggarakan keadilan sosial bagi sesamanya. Sebagai media informasi, iklan tidak boleh memanipulasi berita dengan menyewa orang lain agar menekan dan menghasut. Kasus Nabot (1Raj. 21) merupakan contoh hasutan yang menyalahgunakan kekuasaan dan memutarbalikkan fakta.
Keadilan dapat dipahami sebagai kerangka nilai yang timbal balik. Keadilan berarti menghargai apa yang ada pada orang lain, baik perbedaan maupun persamaan. Seharusnya pengusaha Kristen memikirkan kesejajaran antara penjual dan pembeli sebagai mitra yang sejajar. Produsen mengharapkan keuntungan dan pembeli mengharapkan kepuasan. Keadilan berlawanan dengan ketamakan dan egoisme, yaitu sikap ingin menang dan mementingkan diri sendiri. Sikap ini adalah sikap Israel yang dikecam oleh Tuhan dan para nabi dalam pemberitaan firman Tuhan. Umat Israel yang hidup di tanah perjanjian haruslah memikirkan kesejahteraan orang lain juga (Yes. 1:5-17; 10:1-2; Im. 19:9). Masih banyak ayat yang mengharuskan orang Kristen menyelenggarakan keadilan sosial bagi sesamanya. Sebagai media informasi, iklan tidak boleh memanipulasi berita dengan menyewa orang lain agar menekan dan menghasut. Kasus Nabot (1Raj. 21) merupakan contoh hasutan yang menyalahgunakan kekuasaan dan memutarbalikkan fakta.
3. Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan merupakan tugas bersama. Iklan haruslah mendidik dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. Misalnya, iklan pasta gigi dan sabun mandi tidak harus dimanipulasi dengan pria dan wanita yang sedang mandi tanpa busana, berendam dalam bak mandi, tetapi kita dapat mengajarkan nilai-nilai kesehatan gigi dan badan sebagai kebutuhan yang utama bagi setiap orang. Iklan obat nyamuk tidak perlu diperagakan dengan latar belakang seperti suami isteri yang sedang tidur bertutupkan selimut setengah telanjang. Bukankah kita dapat mengarahkan bagaimana mengurangi nyamuk dengan melakukan sanitasi lingkungan di sekitar rumah? Masih banyak contoh yang baik dan bijaksana bagi pendidikan anak dan orang dewasa jika kita meneliti dari firman Tuhan.
Penyelenggaraan pendidikan merupakan tugas bersama. Iklan haruslah mendidik dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai yang sesuai dengan produk yang dipasarkan. Misalnya, iklan pasta gigi dan sabun mandi tidak harus dimanipulasi dengan pria dan wanita yang sedang mandi tanpa busana, berendam dalam bak mandi, tetapi kita dapat mengajarkan nilai-nilai kesehatan gigi dan badan sebagai kebutuhan yang utama bagi setiap orang. Iklan obat nyamuk tidak perlu diperagakan dengan latar belakang seperti suami isteri yang sedang tidur bertutupkan selimut setengah telanjang. Bukankah kita dapat mengarahkan bagaimana mengurangi nyamuk dengan melakukan sanitasi lingkungan di sekitar rumah? Masih banyak contoh yang baik dan bijaksana bagi pendidikan anak dan orang dewasa jika kita meneliti dari firman Tuhan.
4. Pelayanan
Masyarakat
Jika kita memperhatikan hakikat iklan, sebenarnya terdapat kedekatan dengan makna tugas pewartaan prinsip-prinsip iman Kristen. Orang-orang Kristen dihadirkan untuk melayani masyarakat, yang identik dengan sikap pengabdian kepada semua orang, Orang Kristen diutus untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13). Kita dapat memahami bahwa jiwa iklan adalah jiwa misi yang mengabdi tanpa pamrih, tanpa perlu meninggalkan identitas Kristen.
Jika kita memperhatikan hakikat iklan, sebenarnya terdapat kedekatan dengan makna tugas pewartaan prinsip-prinsip iman Kristen. Orang-orang Kristen dihadirkan untuk melayani masyarakat, yang identik dengan sikap pengabdian kepada semua orang, Orang Kristen diutus untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13). Kita dapat memahami bahwa jiwa iklan adalah jiwa misi yang mengabdi tanpa pamrih, tanpa perlu meninggalkan identitas Kristen.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DENGAN ETIS KRISTEN
Dalam kehidupan kita diharuskan mengambil keputusan,
contoh : keputusan sekolah mana yang ingin diambil, keputusan pindah kerja,
keputusan pindah rumah, keputusan fakultas & jurusan mana yang ingin
diambil dan lain – lain.
Prinsip dasar
mengambil keputusan dalam Etis Kristen.
Dalam mengambil keputusan haruslah berdasarkan kehendak dan iman kepada Allah yang harus kita terapkan dalam pengambilan keputusan di setiap hal dalam kehidupan kita Yeremia 29 ayat 11 :
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Tujuannya adalah supaya kita dengan bijak dan cerdas memikirkan setiap hal dan setiap aspek sebelum bertindak, dan bagaimana bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah melalui firman-Nya. Keputusan etis yang kita ambil mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita kini dan nanti.
Yang menjadi pedoman bagi kita dalam mengambil keputusan adalah :
Dalam mengambil keputusan haruslah berdasarkan kehendak dan iman kepada Allah yang harus kita terapkan dalam pengambilan keputusan di setiap hal dalam kehidupan kita Yeremia 29 ayat 11 :
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Tujuannya adalah supaya kita dengan bijak dan cerdas memikirkan setiap hal dan setiap aspek sebelum bertindak, dan bagaimana bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah melalui firman-Nya. Keputusan etis yang kita ambil mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita kini dan nanti.
Yang menjadi pedoman bagi kita dalam mengambil keputusan adalah :
1.
Kasih
Segala perbuatan yang kita lakukan harus senantiasa berpedoman dan bertolak berdasarkan kasih. Kasih kepada Allah harus dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal budi juga dengan segenap kekuatan (Mat. 22 : 37& Mar. 12 : 30). Ini berarti dalam mengambil keputusan kita harus mempertimbangkan apakah keputusan yang kita ambil sudah berdasarkan kasih kepada Allah atau belum ? Jangan sampai keputusan yang kita ambil malah menjauhkan kita dari Allah. Sebagai contoh : kita ingin pindah pekerjaan, kita harus mempertimbangkan hari & jam kerjanya, tempatnya, dan lain – lain.
Segala perbuatan yang kita lakukan harus senantiasa berpedoman dan bertolak berdasarkan kasih. Kasih kepada Allah harus dengan segenap hati, segenap jiwa dan dengan segenap akal budi juga dengan segenap kekuatan (Mat. 22 : 37& Mar. 12 : 30). Ini berarti dalam mengambil keputusan kita harus mempertimbangkan apakah keputusan yang kita ambil sudah berdasarkan kasih kepada Allah atau belum ? Jangan sampai keputusan yang kita ambil malah menjauhkan kita dari Allah. Sebagai contoh : kita ingin pindah pekerjaan, kita harus mempertimbangkan hari & jam kerjanya, tempatnya, dan lain – lain.
2.
Iman
Sebelum bertindak dan berbuat, sebelum mengambil keputusan, selalu ingat bahwa kita orang beriman, maka haruslah tindakan, perbuatan dan pengambilan keputusan kita berdasarkan iman. Iman adalah anugerah Tuhan kepada kita supaya dapat percaya kepada Tuhan Yesus bahwa apapun keputusan kita baik adanya bila kita melibatkan Tuhan dalam mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum mengambil keputusan.Kita harus meyakini bila kita sudah meminta petunjuk dan hikmat dari Tuhan dan mempertimbangkan segala sesuatunya secara matang, maka keputusan tersebut adalah yang paling baik, walaupun terkadang timbul permasalahan – permasalahan baru yang tidak terduga. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan selalu menolong kita dalam menghadapi hal tersebut. Ingat Tuhan selalu menopang kita yang walaupun kita jatuh tetapi tidak sampai tergeletak (Maz. 37 : 23 -24)
Sebelum bertindak dan berbuat, sebelum mengambil keputusan, selalu ingat bahwa kita orang beriman, maka haruslah tindakan, perbuatan dan pengambilan keputusan kita berdasarkan iman. Iman adalah anugerah Tuhan kepada kita supaya dapat percaya kepada Tuhan Yesus bahwa apapun keputusan kita baik adanya bila kita melibatkan Tuhan dalam mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum mengambil keputusan.Kita harus meyakini bila kita sudah meminta petunjuk dan hikmat dari Tuhan dan mempertimbangkan segala sesuatunya secara matang, maka keputusan tersebut adalah yang paling baik, walaupun terkadang timbul permasalahan – permasalahan baru yang tidak terduga. Kita harus yakin bahwa Tuhan akan selalu menolong kita dalam menghadapi hal tersebut. Ingat Tuhan selalu menopang kita yang walaupun kita jatuh tetapi tidak sampai tergeletak (Maz. 37 : 23 -24)
3.
Motif
Motif sangat mempengaruhi tindakan seseorang. Motif yang mendasari tindakan kita sangat tersembunyi saat orang lain mungkin tidak mengetahuinya, namun Tuhan mengetahuinya. Oleh karena itu kita seharusnya menyadari sebelum bertindak harus mempunyai motivasi yang tulus, jujur, dan benar. Jika motivasi kita hanya berdasarkan untung, cocok, pantas, suka-suka, nama baik, kata orang, maka perbuatan etis itu cenderung salah.
(Contoh : panitia perayaan Natal yang ingin membuat acara Natal yang spektakuler hanya karena ingin dipandang OK oleh jemaat, padahal acara tersebut membutuhkan dana yang cukup besar)
Motif sangat mempengaruhi tindakan seseorang. Motif yang mendasari tindakan kita sangat tersembunyi saat orang lain mungkin tidak mengetahuinya, namun Tuhan mengetahuinya. Oleh karena itu kita seharusnya menyadari sebelum bertindak harus mempunyai motivasi yang tulus, jujur, dan benar. Jika motivasi kita hanya berdasarkan untung, cocok, pantas, suka-suka, nama baik, kata orang, maka perbuatan etis itu cenderung salah.
(Contoh : panitia perayaan Natal yang ingin membuat acara Natal yang spektakuler hanya karena ingin dipandang OK oleh jemaat, padahal acara tersebut membutuhkan dana yang cukup besar)
4.
Meminta
hikmat dan pimpinan Roh Kudus
Roh Kudus adalah roh penolong, yang tinggal dalam hati setiap anak – anak Tuhan. Roh Kudus senantiasa akan memberikan pimpinan dan hikmat supaya kita tidak salah dalam bertindak dan mengambil keputusan etis setiap hari.
Roh Kudus adalah roh penolong, yang tinggal dalam hati setiap anak – anak Tuhan. Roh Kudus senantiasa akan memberikan pimpinan dan hikmat supaya kita tidak salah dalam bertindak dan mengambil keputusan etis setiap hari.
5.
Menentukan
skala prioritas
Mengambil keputusan etis membutuhkan kebijakan hidup. Hidup bijak sama dengan mengetahui dengan baik dan benar apa yang paling penting dalam hidup ini. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan hidup seseorang kini dan nanti. Skala prioritas kita bagi dalam beberapa hal :
Mengambil keputusan etis membutuhkan kebijakan hidup. Hidup bijak sama dengan mengetahui dengan baik dan benar apa yang paling penting dalam hidup ini. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan hidup seseorang kini dan nanti. Skala prioritas kita bagi dalam beberapa hal :
* Paling penting
* Penting
* Kurang penting
* Tidak penting
* Sia – sia
* Merugikan
* Berbahaya
Komentar