Free Luck in 2018

Pernah ketemu gak jenis orang suka ngebacot, banyak omong tapi giliran disuruh ngomong dengan baik dan benar malah gagap gajelas.

Nah gue salah satunya orangnya 

Dari SD sampe lulus SMA gue sama cuman 1 kali aja gabung yang namanya eskul, Pramuka. itupun pas awal masuk SMP karna diwajibin dan gasampe 1 bulan udah males. Dan gabung lagi pas kelas 3 SMA, karena cuma pengen ikut kemahnya, ada alasan buat sering bolos mapel, sekaligus seru2an aja sama temen2.

Intinya gue gak ada pengalaman sama sekali dalam dunia Organisasi Siswa, jadi panitia dan semacamnya. Gak ²betah pokoknya kalau lama lama disekolah. Dari dulu hobby nya maen motor, warnet atau nongkrong, udah.

Sekalinya masuk sekolah telat karna bangunnya kesiangan mulu, udah gitu kadang malah bolos lagi, yah kalau bisa di bilang sih sedikit bandelnya anak remaja lah hehe

Sebelumnya juga gue sempet kuliah di Teknik Sipil, Universitas Palangka Raya, entahlah gue juga lupa dan masih bertanya tanya sama diri sendiri, ngapain anak IPS kaya gue sok2an masuk situ. Semester pertama gue berhasil dapetin IPS 0.11, berkat gak pernah masuk kurang lebih 3 bulan karna sok sibuk ikut kompetisi baseball tingkat provinsi.

Ternyata kampus bodoamat, tegas 3x tidak hadir maka tidak boleh mengikuti UTS dan UAS. Kelar bosku.

Singkat cerita, gue jalani dengan terpaksa, jenuh dan tanpa harapan sampai semester 4 berakhir, Tapi tiba tiba, pas tahun 2016 gue diusir keluar kota untuk ngerantau ke Ibukota, canda deng maksudnya ditawarin kesempatan sama nyokap buat mulai lembaran baru lagi dikuliahnya, kayaknya dia tau gue udah gada semangat lagi jadi Sarjana Teknik.

Jujur ya, sebelumnya gue gak pernah denger yang namanya UKI (universitas kristen indonesia). meskipun Abang gue sendiri baru aja lulus dari sana pas tahun 2015. Fakultas, Prodi sampe ke Penjurusan semua di pilihin, dan gue ngikut2 aja, lagian gue juga penasaran karna baru tau ada yg namanya Prodi Ilmu Komunikasi, sepertinya asik. 

Dan benar aja, gue menemukan passion yang cocok disitu. Kalaupun waktu bisa dimundurin gue gak akan mengubah apa pun dan gak akan menyesal karna mengulang lagi hal yang sama untuk menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2016, Fisipol UKI, Jakarta.

Hampir 2 tahun sudah gue disini dengan berbagai hal baru yang gue dapatkan. Waktu berlalu terserasa begitu cepat dan begitu juga dengan banyaknya teman yang sudah akrab sama gue, karna gue perantau yg dari awalnya gak kenal siapa siapa, gak ada temen gak ada keluarga.

Mungkin untuk ngegantiin itu makanya hampir seluruh 1 Fakultas gue akrabin ajak kenalan, dimana gue ketemu orang orang dengan bermacam macam karakter, suku, budaya dll kurang ataupun lebihnya semuanya tetap gue anggap teman, bahkan beberapa diantaranya sudah gue anggap seperti keluarga sendiri. Dan ditahun 2018 ini bagi gue adalah tahun yang sangat spesial, tahun yang berlimpah kesempatan sekaligus tantangan buat gue ngedapetin banyak hal hebat yang tak ternilai harganya. 

Salah satunya pengalaman dan pelajaran tentang kepemimpinan. 

Tahun ini adalah giliran Angkatan gue yaitu 2016 untuk menjadi Panitia Penyelenggara Acara Malam Keakraban, yg biasa disebut MAKRAB FISIPOL UKI. 

Saat itulah gue ditunjuk oleh teman teman angkatan gue agar bersedia menjadi Ketua Makrab. Entahlah pertamanya sih gue ngerasa sial dan sedikit terbebani, karna mikir pasti jatohnya jadi Tumbal Bantalan Berkedok Ketua, yg salah satunya bakal jadi sasaran evaluasi, amarah sampai perbedaan pendapat para alumni yang macam macam. 

Tapi yaudahlah, seiring waktu berjalan akhirnya gue justru merasa sebaliknya, bagi gue ini kesempatan atau tantangan besar untuk mendapatkan banyak hal yang besar juga.

Sebagai seorang perantau gue merasa ini adalah kesempatan dan tantangan yang harus gue taklukin sebagai pembuktian dan kebanggaan diri. Disisi lain gue bisa sekalian belajar dan dapat pengalaman bagaimana jadi seorang pemimpin. 

Ya meskipun notabenenya gue gak berpengalaman sama sekali, manajemen hidup aja masih berantakan, apalagi mimpin orang banyak.

Nah Acara Makrab ini diadakan dalam rangka penyambutan selamat datang sekaligus juga untuk memperkenalkan para Mahasiswa Baru dengan Keluarga Besar Fisipol UKI. Dan perlu diketahui, bahwa tidak ada sedikitpun unsur bullying dalam acara ini justru sebaliknya. Acara ini sepenuhnya menjadi tempat untuk bersenang senang sambil berkenalan dan mengakrabkan diri satu sama lain.

Gak terpungkiri setiap Panitia Penyelenggara pasti akan memiliki tantangannya tersendiri dan selalu ada cerita panjang dibalik hebohnya kebahagiaan di malam keakraban. Pertengkaran, persahabatan, perselisihan, tumpah tangis haru suka dan duka, pengorbangan, canda tawa dan mungkin masih banyak lagi hal lainnya yang akan menjadi warna warni sebuah canvas bercoretkan tinta kenangan indah dalam bingkai kebersamaan. 

Sekali lagi gue merasa sangat beruntung karna berkesempatan untuk dapat menyaksikan perjalanan panjang ini lewat kacamata seorang pemimpin.

Menurut gue sebagai seorang pemimpin itu tidak sesederhana seperti sebuah setir, mengendalikan arah tujuan. Ada kalanya seorang pemimpin juga harus bisa jadi sosok yg lain seperti layaknya sebuah bantal, tempat dimana kepala kita beristirahat, kadang juga sesekali mencurahkan emosi ataupun harapan, menjadi sandaran yang nyaman untuk melepas lelah, tangis, teriakan dan keluh kesah.

Pada suatu waktu, dalam sebuah rapat seperti biasanya gue selalu menyerahkan segala hal untuk didiskusikan bersama, sehingga keputusan yang diambil berdasarkan hasil kesepakatan yang sudah dirundingkan dan juga diharapkan dapat memuaskan banyak pihak. Tapi Gimana Kalau Misalnya Perundingan Tersebut Gak Menemukan Kata SEPAKAT Karna Perbedaan Pendapat?

______________________________________

. . .

"Setiap kelompok ataupun orang pasti berbeda. Sebagai pemimpin kamu harus tau apa yang mereka butuhkan."
-
Mike Krzyzewski

______________________________________

Dari situ gue mulai sadar, bahwa tidak selamanya kita sebagai seorang pemimpin cukup hanya dengan bermain aman, terlebih karna takut tidak bisa memuaskan banyak pihak. Setiap manusia itu berbeda, termasuk juga dengan pemikirannya. Realita sederhana yang perlu diketahui seorang pemimpin adalah fakta, bahwa :


"Kita Tidak Bisa Menyenangkan
SEMUA ORANG."


Meskipun keputusan yang kita ambil kadang tidak bisa memuaskan banyak orang karena perbedaan kepentingan, disitulah kualitas sebagai seorang pemimpin diuji untuk meyakinkan dan menginspirasi orang orang bahwa keputusan yang kamu diambil adalah pilihan terbaik untuk kepentingan bersama.

______________________________________

Udahan Dulu Ah Cape

______________________________________


. . .


"Para pemimpin hebat biasanya merupakan penyederhana hebat mampu mematahkan argumen, debat & keraguan, untuk menawarkan solusi yang dapat dipahami oleh semua orang."
-

Jenderal Colin Powell


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Materi Mata Kuliah Etika Kristen

Menjawab Soal UTS Pengantar Ilmu Komunikasi

Lirik Lagu Rohani Dayak Kalteng "Tatean Slamat" Cipt. Johnsen S. Bahat

BECK The Movie

Lagu indonesia yang mirip lagu barat

LIRIK & CHORD LAGU "SINTAN DUE ATEI" (CINTA DUA HATI)

FreeStyle Online Indonesia

CIN(T)A, Antara Cina, Annisa dan Tuhan...

My Sassy Girl - Korean Movie

Kirun + Adul Pengen Punya Pacar Keren